KERJA JANGAN SEKEDAR MENCARI UANG

 

Setiap hari, sering kita dapatkan orang-orang di antara kita yang mengeluh, bahwa penghasilan yang didapatkannya selama ini, entah dari perusahaan tempat ia bekerja, atau dari berjualan, selalu saja kurang. Apa yang dikeluhkan bermacam-macam, dulu saya berada di satu kantor dengan seseorang, sebut saja namanya A. Si A ini tipe orang yang selalu mengeluh setiap hari. Hari ini ia mengeluhkan komputer (PC) yang ia pakai selalu lambat, tidak punya speaker, dan lain sebagainya. Oleh kantor kemudian fasilitas komputer diganti dengan laptop yang lebih memudahkan dirinya untuk berkunjung ke tempat klien. Walaupun diganti laptop, tetap saja dia mengeluh bahwa laptopnya tidak canggih, atau terlalu berat, atau memorynya kecil sehingga lambat, dan apa saja selalu dikeluhkan. 

Dari semua hal yang dikeluhkan, gaji dan pendapatannya merupakan hal utama yang paling sering dikeluhkan. Ia selalu mengeluh gajinya terlalu kecil dibandingkan dengan kemampuan yang dimilikinya. Dan ia selalu merasa sangat pantas untuk dibayar lebih besar oleh perusahaan. Cerita di atas sangat mungkin dialami oleh banyak orang, termasuk kita. Kita merasa bahwa perusahaan terlalu kecil memberikan gaji kepada kita, terutama dibandingkan dengan apa yang sudah kita berikan kepada perusahaan. 


Dalam salah satu acara dialog untuk para pegawai di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jaya, Prof. Dr. Komaruddin Hidayat (Rektor UIN Jakarta), melontarkan satu statemen yang sangat menarik: “Kalau kita bekerja semata-mata untuk uang, maka kita tidak akan pernah merasa cukup, dan hampir pasti, kita akan selalu mengeluhkan hal itu. Karena itu, cobalah untuk bekerja tidak semata-mata karena uang, tetapi bekerja dalam rangka ibadah, maka hari-hari kita akan jauh lebih bernilai dan bermanfaat”. 

Prof. Dr. Komaruddin Hidayat (Rektor UIN Jakarta) dan Buku Man Jadda Wajada Urusan dunia memang tidak akan pernah habis. Kebutuhan kita di dunia ini akan selalu ada, karenanya berapapun yang kita dapatkan akan selalu habis untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan kita masing-masing. 


Berapapun penghasilan kita, tidak akan pernah cukup untuk memenuhi semua keinginan kita. Karena itu, sangat menarik kalau kita memahami kerja sebagai sebuah sarana untuk beribadah kepada Tuhan. Ibadah kepada Tuhan adalah bentuk pengabdian sempurna sebagai seorang hamba, yang menunjukkan sifat kecil dan kerdilnya manusia di hadapan Tuhan. 


Dengan bertujuan untuk ibadah, kerja-kerja kita akan diwarnai kesungguhan dan kerja keras, serta diiringi keikhlasan yang besar karena tujuan kita memang bukan semata-mata mencari uang. Ada tujuan besar di balik apa yang kita kerjakan sekarang, yaitu beribadah mencari pahala dan ganjaran yang jauh lebih besar, yaitu surga. 


Adanya harapan yang lebih besar inilah yang akan membuat hari-hari kita dipenuhi rasa syukur dan merasa cukup (qanaah) dengan apa yang kita dapatkan. Rasa syukur inilah yang akan menjadi energi dahsyat bagi kita untuk bekerja jauh lebih keras dibandingkan sekarang.

Mengapa rasa syukur ini akan mampu menghilangkan kita dari berbagai keluhan hidup? Karena kesyukuran yang akan mampu mengelola hawa nafsu dan keinginan duniawi yang memang tidak akan pernah habis. Keinginan atau nafsu duniawi ini memang jika dituruti akan terus menerus minta tanpa bisa dihentikan. 


Sebagai contoh, cobalah kita penuhi keinginan kita akan alat telekomunikasi yang bernama telepon genggam (HP). Hari ini, kita mengingingkan HP yang bisa musik dan kamera, besok keluar model baru yang lebih canggih, dan lusa akan keluar model lain lagi dengan fitur yang berbeda. Kalau kita turuti keinginan kita, maka tidak akan pernah habis. 

Setelah HP kita penuhi, keinginan kita akan meningkat untuk memiliki kendaraan. Pertama-tama, mungkin motor sebagai pilihan karena kondisi keuangan yang terbatas. Setelah itu, kita menginginkan untuk bisa memiliki mobil. Satu mobil kita sudah punya, selanjutnya tidak akan pernah berhenti karena kita biasanya menginginkan mobil lain yang lebih mewah. Mobil sudah punya, kita ingin punya rumah. Rumah pertama, mungkin kita butuh yang kecil. Lambat laun, seiring dengan pendapatan yang semakin besar, terpikir untuk membeli rumah yang lebih besar. Begitu seterusnya keinginan itu tidak akan pernah habis sampai akhir hayat.

Karena itulah, berbagai keinginan itu mesti kita kelola dengan baik agar kita tidak diperbudak oleh hawa nafsu dan keinginan kita. Kalau itu sudah terjadi, maka kita bisa-bisa terjerumus untuk menghalalkan segala cara demi memenuhi keinginan itu. 


Dengan kerangka bahwa hidup dan kerja kita untuk ibadah, penghambaan kepada Tuhan itu akan memberikan kita batasan-batasan yang lebih jelas yang membuat kita bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Bahwa apa yang kita beli adalah menyesuaikan dengan kebutuhan kita masing-masing. 


Saat kita bisa menyesuaikan dengan kebutuhan dari apa yang kita beli, akan memudahkan kita mengatur penghasilan kita masing-masing. Kita tidak lagi terbebani untuk memenuhi berbagai keinginan kita masing-masing, dan itulah yang membuat hidup kita merasa cukup.

Harapan kita, tidak lagi sekadar kebahagiaan semu yang ada di dunia ini, tetapi kita mempunyai cita-cita yang jauh lebih luhur dan agung, yaitu kebahagiaan di dunia dan juga kebahagiaan abadi di akherat kelak. 




Belum ada Komentar untuk "KERJA JANGAN SEKEDAR MENCARI UANG"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel